"Dari Abdullah Al Muzani: Rasulullah berkata, “Lakukanlah shalat sebelum shalat maghrib.” (Beliau mengulanginya hingga tiga kali) dan pada kali yang ketiga beliau berkata, “Barangsiapa yang ingin melakukannya maka lakukanlah.” Bahwa kaum muslimin harus melakukannya sebagai sunnah." -0- "Dari Abu Said Al Khudri r.a.: Rasulullah berkata, “Apabila di antara kamu melihat mimpi yang ia sukai, maka itu adalah dari Allah, dan ia harus bersyukur pada Allah untuknya dan menceritakannya kepada yang lain; namun bila ia melihat sesuatu yang lain, contohnya sebuah mimpi yang tidak ia sukai, maka itu adalah dari setan, dan ia harus meminta perlindungan dari Allah atas kejahatannya, dan ia tidak boleh menceritakannya kepada siapapun, agar tidak mencelakakannya.” -0- "Dari Haritsa bin Wahab: Aku mendengar Rasulullah berkata, “Keluarkanlah sedekah sebab akan datang suatu masa dalam hidup manusia dimana ketika seseorang keluar dengan sedekahnya dari satu tempat ke tempat lain tetapi ia tidak menemukan seorang pun untuk menerimanya.” -0- "Dari Aisyah r.a.: Barangsiapa mengatakan padamu bahwa Rasulullah menyembunyikan sesuatu dari wahyu yang diturunkan, jangan percaya padanya, sebab Allah Ta’ala berfirman, “Hai Rasul (Muhammad)! Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhan-mu. Dan jika kamu tidak mengerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya…” (Qs. 5:67)" -0- "Dari Aisyah r.a. berkata bahwa, Rasulullah SAW itu bangun shalat malam hingga kedua kakinya merekah. Lalu Aku bertanya padanya : Ya Rasulallah, mengapa Anda melakukan hal ini padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa Anda yang dahulu dan yang kemudian. Beliau menjawab : Tidak bolehkah aku menjadi hamba-Nya yang bersyukur. (HR. Bukhari dan Muslim)" -0- "Dari Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang yang diriwayatkannya dari tuhannya : Bila seorang hamba mendekat kepada-Ku (Allah) sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan bila dia mendekatiku dengan berjalan, maka Aku mendekatinya dengan berlari. (HR Bukhari)" -0- "Dari Anas r.a. berkata : Sesungguhnya kalian melakukan amal yang dalam pandangan kalian lebih halus dari rambut, padahal kami dahulu di masa Rasulullah SAW menganggap amal seperti itu termasuk dari dosa besar (yang mencelakakan). (HR. Bukhari)" -0- "Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah bersabda, “Allah berkata, ‘Apabila hamba-Ku menyukai perjumpaan dengan-Ku, Aku pun menyukai perjumpaan dengannya; dan apabila ia tidak menyukai perjumpaan dengan-Ku, Aku pun tidak menyukai perjumpaan dengannya.’” -0- "Dari Umar bin Khattab r.a.: Rasulullah bersabda, “Wahai manusia! Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung daripada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan apa yang ia niatkan. Maka, barangsiapa yang hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrah karena nikmat dunia atau karena seorang wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya adalah untuk apa yang ia tuju.” -0- "Dari Anas bin Malik bahwa ia mendengar Umar r.a. berbicara selagi ia berdiri di atas anak tangga Rasulullah pada pagi hari (setelah kematian Rasulullah), ketika orang-orang telah berbaiat kepada Abu Bakar. Ia mengucapkan Tasyahud di depan Abu Bakar, dan menambahkan : Amma Ba'du (dan sesudahnya), Allah telah memilihkan untuk Rasul-Nya apa yang ada pada-Nya (surga) daripada apa yang ada padamu (dunia). Inilah kitab (Alquran) dimana dengannya Allah menunjukkan Rasulmu, maka berteguhlah kepadanya, untuk kemudian engkau akan ditunjuki kepada jalan yang lurus (Islam) sebagaimana Allah menunjuki Rasul-Nya dengannya. -0-

Selasa, 28 Desember 2010

Saatnya Menjadi Muslimah Berprestasi

Jujur saja setiap orang pasti ingin menjadi yang terbaik. Atau paling tidak memiliki hal-hal yang baik dalam hidupnya. Tempat bekerja yang baik, penghasilan yang lumayan besar, rumah dan lingkungannya yang sehat, suami dan anak-anak yang baik-baik saja. Dan masih banyak lagi standar-standar kebaikan yang kita idam-idamkan. Namun kalau kita mau survey, sedikit dari 10 keluarga muslim, paling banyak 3 diantaranya yang menganggap aktifitas dalam bermasyarakat untuk berkarya dan berguna sebagai salah satu ukuran hidup yang baik.

Hal ini seiring dengan semakin majunya teknologi, derasnya informasi yang datang dari luar (baca : Barat) memaksa setiap keluarga tercemar dengan budaya individual, budaya egois yang lebih mengutamakan dirinya dan keluarganya sendiri. Yang penting keluarganya selamat, yang penting anaknya tidak ikut narkoba, yang penting… yang penting…

Keinginan untuk berbuat dalam masyarakat, kemauan untuk berkarya, berprestasi semakin rendah. Terlebih lagi bagi kalangan ibu-ibu, seperti kita-kita ini. Langka sekali menemukan seorang muslimah yang berpredikat ibu rumah tangga yang punya seabrek gawean rumah tangganya namun masih meluangkan waktu dan pikiran dengan aktifitas dalam masyarakat yang tidak kalah hebohnya.

Muslimah Harus Berprestasi

Makna prestasi bagi kalangan muslimah terlebih yang telah berpredikat ibu rumah tangga adalah bukan dia harus jadi juara dalam sebuah perlombaan. Lebih tepatnya ia harus bisa menjadi pelopor dalam perbaikan bagi lingkungannya. Seorang muslimah tidak harus selalu bekerja di luar rumah untuk meraih prestasi tetapi juga tidak hanya di dalam rumah saja. Wanita-wanita Islami yang potensial seyogyanya pandai memanfaatkan dan mengembangkan ilmu yang diperolehnya. Bila ia seorang ‘tukang insinyur’ ataupun lulusan tehnik akan lebih bermanfaat dan berprestasi kalau saja ilmu-ilmu yang dimilikinya tadi mampu menghantarkannya membuka sebuah home industri, misalnya. Sehingga dengan ilmu apa saja, seorang muslimah mampu berkarya, mampu mengamalkan ilmu yang dipelajarinya bertahun-tahun di bangku sekolah atau perguruan tinggi sebagai bekal dakwah di masyarakat. Tidak seperti sekarang yang rata-rata muslimah kita beramai-ramai menjadi pengajar TPA, padahal Sarjana Kehutanan. Atau merasa cukup puas hanya berpredikat ibu dari 4 anak-anaknya.

Selain itu pula hendaknya prestasi muslimah akan lebih terarah bila terspesialisasi. Ibu-ibu akan lebih optimal dalam perannya bila punya keahlian khusus. Ibu A pandai memasak, ibu B pandai merias pengantin, ibu C menulis, ibu D berkebun, dstnya. Sehingga dengan keahlian khusus ini ladang dakwah lebih tergarap maksimal.

Bagaimana Menjadi Agen Perubah yang Handal

Menjadi perintis, pelopor atau istilah kerennya ‘Agen Perubah’ dalam masyarakat dituntut memiliki beberapa hal antara lain :

1. Selalu berpikir positif dan pede (percaya diri)

Selalu berpikir positif kepada Allah, diri sendiri dan orang lain. Yakinlah bahwa Allah memberi kita semua nikmat dan kemudahan sekaligus kesulitan adalah dalam kerangka sejauhmana kita telah pandai mensyukuri nikmat-Nya dengan memanfaatkannya, tidak saja untuk diri sendiri tapi juga untuk masyarakat luas. Allah menciptakan kita dengan kepribadian, kualitas bakat dan intelektual adalah dengan maksud. Semua itu modal dasar bagi kita untuk berbuat. Termasuk cara pandang kita terhadap orang lain. Pandanglah orang lain dari sisi positifnya dan menerima sisi negatif sebagai pelajaran bagi kita. Dengan selalu ber-‘positif thinking’ seperti ini Insya Allah Pede (percaya diri) akan timbul. Ibu A yang anaknya 5 aja masih bisa aktif di lembaga dakwah, koq kita yang baru punya 1 anak repotnya ngalah-ngalahin ibu A. Malu, ah..

2. Berkepribadian pantang menyerah

Sebagai pelopor dan penggerak, pasti akan menghadapi tantangan, baik dari kalangan keluarga, tetangga, tokoh masyarakat, dllnya. Dengan berbagai hambatan tadi kita dituntut selalu bersemangat, tidak loyo, tidak mudah patah semangat. Semakin mantap kita bersikap saat kesulitan menerpa kita menunjukkan sikap hidup yang matang. Keyakinan akan janji dan jaminan Allah akan datangnya kemudahan setelah kesulitan mampu melahirkan kepribadian pantang menyerah (lihat QS. An Nasyrah : 5-6).

3. Memulai dari diri sendiri

Menyeru kepada orang akan lebih didengar dan diikuti pabila kitanya telah mengamalkan-nya. Selain masyarakat lebih tergerak karena tauladan kita, Allah pun memerintahkan demikian (lihat QS. Ash Shaff : 4).

4. Memelihara motivasi awal

Segala kesibukan kita menjadi muslimah berguna dan berkarya di masyarakat hendaknya dilandasi dengan niat yang lurus dan bersih. Semata-mata untuk mencari ridho Allah. Bukan untuk mencari penghargaan, sanjungan atau apa saja yang sifatnya duniawi. Akan lebih indah dan bermakna bila niatnya untuk ibadah sehingga kelelahan, kepenatan karena aktifitas itu tidak melahirkan kejenuhan yang berarti yang bahkan bisa-bisa membuat kita menarik diri dari medan dakwah tadi. Dengan motivasi / niat yang teguh segala tantangan apa pun bentuk dan rupanya tidak menyurutkan langkah bahkan semakin memberikan energi bagi ‘si penggerak’.

Merekalah Muslimah Berprestasi

Sekelumit profil berikut ini kiranya bisa dijadikan teladan bagi sekalian ibu-ibu, betapa seharusnya muslimah berbuat.

Sumarti M. Thohir, ibu rumah tangga dengan aktifitas dalam masyarakat sebagai Redaktur Pelaksana Majalah “Aku Anak Shaleh”.

Mempunyai pandangan bahwa sebagai hamba Allah dengan usia yang tidak begitu panjang tanpa prestasi dihadapan Allah adalah sangat menyedihkan. Prestasi yang dimaksud, seorang muslimah selain sebagai ibu rumah tangga hendaknya memaksimalkan potensi ilmu, pikiran, tenaga dan waktu yang ada. Hendaknya tidak cukup puas dengan prestasi sebagai ibu rumah tangga. Muslimah haruslah juga menghasilkan ‘sesuatu’ yang berguna bagi masyarakatnya (Dikutip dari Ummi, Edisi Feb-Mar 2002).

Asma Nadia, ibu rumah tangga dengan 2 anak. Penulis novel dan cerpen Islami, Ketua III Forum Lingkar Pena Nasional.

Menurutnya, muslimah dalam hidupnya hendaknya mengibaratkan dirinya sebagai sebuah kristal. Artinya, muslimah sebaiknya mampu berbuat dengan sebaik-baiknya dalam berbagai sisi dengan masing-masing sisi bernilai baik. Sebagai istri pelayanannya kepada suami memuaskan. Sebagai ibu bagi anak-anaknya, dia perhatian. Dan sebagai pekerja, prestasi kerjanya bagus dan sebagai apa saja muslimah itu menekuninya dengan kesungguhan yang luar biasa. Sebagaimana kristal yang dalam setiap sisinya memantulkan cahaya sama indahnya (Hasil wawancara Humaira saat GBSM 2 di Samarinda).

Anaway Irianti Mansur, istri ust. M. Anis Matta, ibu rumah tangga dengan 6 anak. Aktif dalam sebuah partai Islam bidang Pemberdayaan Peran Publik Perempuan dan di Yayasan Ibu Bahagia.

Menganggap aktifitasnya ini sebagai bahan untuk pengembangan diri, sebagai bukti bahwa ‘kita orang baik’ karena interaksi kita dengan segala lapisan masyarakat dan medan dakwah untuk mengajak orang lain melakukan kebaikan. Dengan beraktifitas menuntutnya harus pandai mensiasati waktu dan kegiatan di dalam – di luar rumah. Sehingga dinamika di luar rumah tidak berakibat terlupanya anak-anak dan keluarga (Dikutip dari Tabloid MQ edisi Januari 2002).

Nena Herlina, ibu rumah tangga dengan 7 anak, aktif sebagai pembina di berbagai kelompok pengajian (dari kalangan ibu-ibu, remaja hingga pembantu rumah tangga), Kepala TK Islam Terpadu Uswatun Hasanah.

Menuturkan bahwa sejak menikah, telah sepakat untuk menjadikan dakwah seabgai prioritas. Dengan 7 anak tanpa pembantu di rumah membuat suaminya tidak segan-segan ambil bagian pula dengan urusan rumah tangga. Kegigihannya dalam aktifitas dakwah membina jama’ah pengajiannya di tengah-tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga sampai-sampai harus melahirkan akannya yang ke-7 saat pengajian mampu membuat orang terkagum-kagum dan menghantarkannya sebagai peraih Ummi Award tahun 2002 ini (Dikutip dari Ummi Edisi 2002).

Dari beberapa profil di atas tergambarkan betapa cantiknya seorang muslimah yang hidupnya berguna bagi orang banyak. Selain untuk anak, suami dan keluarga ia masih mampu dan mau mencurahkan dengan maksimal apa-apa yang dianugerahkan Allah kepadanya. Anugerah sehat, kuat dan kelapangan waktu.

Seandainya suami ibu-ibu mempunyai pandangan seperti halnya Ust. Anis Matta yang sangat mendukung segala aktivitas istrinya, apakah ibu-ibu akan meraih kesempatan ini ? Atau seandainya suami ibu-ibu punya pandangan lain dari apa yanag kita bahas saat ini, apa yang akan ibu lakukan ? Jawabannya hanya ibu yang tau. (by Ummu TQ)



sumber : kafemuslimah.com

Motivasi

IV. LATAR BELAKANG
1. Kurangnya motivasi siswa – siswi dalam menghadapi Ujian Nasional.
2. Pentingnya menumbuhkan semangat di dalam menghadapi Ujian Nasional.
3. Perbuatan anarki yang berkelanjutan hingga menimbulkan stres di dalam menghadapi Ujian Nasional.

V. TUJUAN KEGIATAN
1. Menumbuhkan sikap dan mental optimisme siswa di dalam menghadapi Ujian Nasional.
2. Menghindari berbagai perbuatan yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan Ujian Nasional.
3. Menyiapkan sikap dan mental yang baik agar kelak dapat menjadi patriot bangsa.

Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa)

Kegiatan ini bertujuan untuk :
1.mempererat tali silahturahim antar pengurus ROMANSA ( Rohani Islam SMA Negeri 1 Klaten ).
2.saling bertukar pikiran demi terwujudnya kepengurusan yang solid.
3.meningkatkan akhlak para pengurus ROMANSA.
4.membangun pribadi yang cerdas, disiplin, mandiri, dan gemar beramal.

Kegiatan Kajian Fiqih

Kegiatan Kajian Fiqih dan Bahasa Arab
Program Kajian Fiqih dan Bahasa Arab akan berlangsung dari bulan November 2009 sampai bulan Mei 2010 di SMA Negeri 1 Klaten dengan ketentuan program dilaksanakan pada hari Sabtu ( pukul 12.30 – 13.30 ) setiap minggu ke-2 dan ke-3 setiap bulan yang bertempat di Masjid Baiturrahman ( SMA N 1 Klaten).

Mentoring

Kegiatan Mentoring Agama Islam
Program mentoring akan berlangsung dari bulan November 2009 sampai bulan Mei 2010 di SMA Negeri 1 Klaten dengan ketentuan program dilaksanakan 1 minggu sekali pada hari Jumat ( pukul 13.00 – 14.00 ) atau kesepakatan bersama dari tentor dengan peserta mentoring. Yang akan diawali dengan Launching Mentoring, yang akan diadakan pada,
hari / tanggal : Selasa, 10 November 2009
waktu : 14.00 – 15.00 WIB
tempat : Masjid Baiturrahman ( SMA Negeri 1 Klaten )

Minggu, 26 Desember 2010

Bissmillahirrohmanirrohiim..
PEMBINAAN. Here we go....
Pembinaan adalah salah satu cabang dari cyber dakwah ROMANSA (Rohani Islam SMA Negeri 1 Klaten). Basecamp kami sama dengan pusatnya yaitu di Masjid Baiturrahim SMA Negeri 1 Klaten, Jl. Merbabu No. 13 Klaten.
Bidang kami diberi amanah untuk membina, mengarahkan, menggembleng, menjadi teladan (Amin ya Allah), terutama tentang Islam dimulai dari aspek aqidah, akhlak, ibadah, muamallah, dkk. Sasaran binaannya yang paling utama sebenarnya pribadi dari bidang pembinaan itu sendiri, baru melebar ke lingkup internal romansa, kemudian eksternal umum SMA Negeri 1 Klaten. Jadi, benahi insan pribadi, benahi insan organisasi, dan bersama-sama berbenah diri. Pembinaan diketuai oleh seorang Kepala Bidang (selanjutnya disebut KABID) ikhwan, kemudian wakilnya KABID akhwat. Sistematika kerja kami yaitu, Kabid bertanggung jawab atas bidangnya kepada Amir, dan kemudian Amir bertanggung jawab ke Pembina, Pembina bertanggungjawab ke Kepala Sekolah. Tapi, anda jangan salah sangka karena sebenarnya tanggung jawab yang paling besar di Akhirat nanti. (Innallaha ma’ana).
Bidang kami beranggotakan 10 orang, 3 ikhwan, 7 akhwat, berikut daftarnya :
a. Kepala Bidang : Rizal Aditya Irfa’i
b. Wakil Kepala Bidang : Dita Nur Hanifah
c. Anggota : Ardiansyah Gilar P.
                   Muhammad Aziz
                   Annisa Nur Isnaini
                   Ivo Fridina
                   Fatimah Febriani
                   Mutiara Auliya K.
                   Imamah Fikriyati A.
                   Annisa Luthfia

10 saja, tidak perlu banyak-banyak. Yang kami prioritaskan di sini adalah kualitas diri kami masing-masing kemudian bersama-sama mengoptimalkan kerja kelompok guna merilis dan melaksanakan program kerja yang nantinya akan kami pertanggunggjawabkan.
Tidak ada dan tidak mengenal istilah pupuk bawang di sini (insya Allah), setiap anggota merasa dirinya wajib untuk memberi kontribusi, khususnya dalam bidang pembinaan dan umumnya di dalam Romansa kemudian meluas ke SMA N 1 Klaten.
Bermodal tekat jihad fi sabilillah, menjunjung tinggi asma Allah, amar ma'ruf nahi munkar, mengharap ridlo Allah dengan penuh kerendahan hati dan keikhlasan... kami benar-benar ekstra konsentrasi untuk menjadi pembina, membina diri kami, membina diri Romansa, membina SMA N 1 Klaten, bersama-sama saling membina diri.
Well. Sekedar ta'aruf, untuk selebihnya tentang pembinaan maupun anggota dari pembinaan sendiri dapat langsung menemui kami tentunya dimulai dengan salam permisi yang paling diridloi Allah yaitu ucapan Assalamu 'alaikum Wa rahmatullahi Wa barakatuh.

 
Powered by Blogger